Rabu, 10 Februari 2010

Melihat sejenak kehidupan TKI di Hongkong

Dari sini kita akan menguak kehidupan TKI yang seringkali diberitakan di media massa dengan melihat kenyataannya. Banyak hal yang saya pertanyakan ketika saya melihat ada seorang ibu-ibu yang rela meninggalkan anaknya demi berangkat ke negeri asing yang dia sendiri tidak tahu bagaimana keadaan di negeri tersebut.
Kini semua terjawab, saat saya diajak teman saya ke Hongkong 21 April 2009, kehidupan ekonomi yang serba kekurangan, broken home, dan harapanlah menjadi penyebabnya.



Perbedaan yang mencolok sekali apabila melihat Hongkong dan Indonesia. Mulai dari sarana transportasi, geografis, dan tingkat kedisiplinan warganya.
Pertama yang akan kita lihat bila sampai di Bandara Internasional Hongkong yaitu kebersihan dan keteraturan dalam pengelolaan fasilitas bandara. Pegawai yang bekerja di bagian administrasi bandara tersebut terlihat sangat disiplin. Mereka dengan senang hati mengantarkan penumpang menuju ke tempat administrasi sehingga tidak akan terjadi keributan karena berebut untuk saling mendahului. Pemandangan ini akan terlihat sangat berbeda sekali dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Setelah keluar dari bandara kita bisa memilih transportasi untuk ke tempat yang kita tuju. Hongkong memiliki alat transportasi dalam kota seperti, kereta api, tram, bus, taksi dan feri. ternyata semua transportasi ini hampir bisa dibayar dengan sebuah kartu yang disebut Octopus Card.
Pemandangan tebing-tebing batu akan kita lihat bila menggunakan bus. tebing-tebing batu ini dilapisi semen untuk menjaga agar batu-batu tersebut tidak longsor. Di tengah jalan, kita tidak akan melihat polisi melainkan kita akan melihat hidden camera bila mata kita cukup jeli. Jalan yang lengang dan sepi. Hanya satu dua bus yang terlihat, tentu berbeda sekali dengan pemandangan di kota Jakarta yang padat kendaraan. Disini, bus tetap akan beroperasi walaupun tidak ada penumpang karena pegawai bus sudah digaji oleh pemerintah. Kita juga tidak perlu menunggu berlama-lama dan tidak usah takut ketinggalan karena bus di negara ini pasti akan berhenti setiap 10 menit sekali di halte.
Setelah sampai di tempat peristirahatan, kami mencoba melihat kehidupan di Hongkong. Saat weekend dan hari libur lainnya terlihat banyak sekali TKI, terutama yang berjenis kelamin wanita, yang sedang melepas penat di taman, depan hotel tempat kami tinggal. Ramai, hiruk pikuk, inilah pemandangan yang lazim ditemukan di antara para imigran Indonesia. Walaupun ada yang kelihatannya seperti orang Hongkong karena tampilan para TKI ini bisa dibilang modis, tapi suatu ketidaksengajaan ketika mendengar mereka bicara ternyata mereka berbicara bahasa Jawa. Wah, ini cukup menakjubkan karena bahasa Jawa kedengarannya agak mirip dengan bahasa orang Hongkong sehingga seperti tidak ada perbedaan dialek antara masyarakat Hongkong dan Jawa.
Agak mengejutkan juga melihat banyak orang yang berjalan kaki dan minimnya kendaraan disana. Pedestrian punya rambu lalu lintas sendiri sama seperti kendaraan. Walaupun ada lampu merah dan hijau untuk pedestrian, tetap ada suara 'tuk tuk tuk tuk ' yang berkepanjangan. Ternyata suara ini sangat berguna bagi tunanetra untuk menandai apakah mereka boleh menyeberang atau tidak.

Sebuah fakta lain dari sisi dari Hongkong. Tentang tenaga kerja Indonesia, khususnya wanita, sangat memprihatinkan. Mungkin problem yang dialami bermacam-macam. Dari bertemu majikan yang baik hati sampai pada majikan yang suka menyiksa.
Harapan menjadi makmur setelah menjadi TKI pun tidak tercapai. Justru perlakuan yang tidak senonoh yang menjadi keluhan pada pemerintah saat kontrak mereka sudah habis ataupun saat mereka benar-benar tersiksa oleh majikannya.
Disini kita akan berbicara tentang TKI khususnya TKI yang menjadi PRT (pembantu rumah tangga) di Hongkong. Untuk sebagian PRT menjadi TKI itu biasa saja karena mereka bertemu dengan majikan yang baik dan memperhatikan kebebasan mereka, tapi untuk PRT yang bernasib buruk tentu hal ini akan terasa bagai di neraka. Di suatu pagi, hari minggu, banyak sekali TKI wanita yang kelihatannya sedang duduk-duduk -
mungkin tepatnya tamasya di taman- nonton TV channel Indonesia, makan makanan Indonesia, dan berkumpul bersama-sama orang Indonesia walaupun mereka tidak saling kenal. Ini hal yang lumrah karena manusia cenderung untuk berkumpul dengan orang-orang yang dirasa satu nasib. Tapi, ada satu pemandangan yang mengejutkan. Kebanyakan wanita yang ada di taman itu ternyata lesbi. Mereka tidak malu untuk mempertontonkan hal yang dianggap tabu, seperti berpelukan dan berciuman di tempat umum. Sungguh hal yang menyedihkan. Para imigran yang tadinya pergi dengan moral yang baik menjadi seperti kaum nabi Luth. Sangat terlihat sekali bahwa mereka mengalami kesepian ketika berada di negara orang dan jauh dari keluarga.
Tetapi, banyak juga orang-orang yang tetap berpegang pada iman. Mereka tetap mengikuti organisasi keagamaan serta mengadakan pengajian akbar setiap satu bulan sekali. Salah satu hal yang menjadi keluhan dari para imigran ini yaitu ketidakpedulian pemerintah terhadap mereka. Sehingga terkadang mereka lebih memilih diam daripada berbicara tapi tidak diacuhkan.
Dimana suara dan aplikasi undang-undang yang mengatur tentang penempatan dan penghidupan yang layak bagi para TKI? Ini benar-benar patut dipertanyakan.
Sebenarnya
menjadi TKI bukanlah hal yang buruk, asalkan mempunyai kompetensi yang bagus pada bidang yang benar-benar dibutuhkan di negara yang dituju. Selain itu, hendaknya para TKI ini lebih diperhatikan dan diberikan perhatian sehingga mereka masih bisa merasakan kebahagiaan walaupun jauh dari tanah air sendiri.
Karena Devisa negara dapat meningkat berkat adanya para TKI
sehingga, pantaslah bila para TKI itu disebut pahlawan devisa.



-Musim semi di Hongkong_konser sulis-

Efusi Pleura

Efusi Pleura merenggut temanku...


Ini berawal dari seorang teman saya. Saat saya ke rumahnya dia sedang meringkuk kesakitan menahan perutnya. cukup terhenyak hati saya ketika melihat sahabat saya ini....
Walaupun dia sudah tiada, saya harap bisa berbagi pengalaman dengan teman-teman sehingga bisa mengetahui apa sebenarnya penyakit yang bernama efusi pleura itu dan bisa mencegahnya bila terdapat tanda-tanda.

Nita, teman saya, mengeluh sakit perut dan selalu muntah-muntah tanpa sebab. Saat ditanya, dia berkata mungkin karena maag dan kecapekan. saya juga tidak menyangka akan seperti ini jadinya.

Saat itu dia mulai demam tinggi, menggigil, dan sakit perut. Tapi, yang saya salut dari dia, dia cukup berani dan selalu semangat walaupun dia sedang sakit. Setelah itu dia saya antar ke dokter. Diketahui bahwa ia menderita types akut...
Tapi, setelah 3 hari types juga tak kunjung sembuh, malah keadaannya semakin mengkhawatirkan. Hari keempat setelah pemeriksaan, dia ditransfer ke rumah sakit tempat kakaknya bekerja karena memandang biaya yang dikeluarkan sangat besar bila ia berada di rumah sakit lain.

Tiba di rumah sakit tempat kakaknya bekerja, ia langsung dibawa ke dokter spesialis paru-paru karena kakaknya punya feeling yang kuat kalau dia menderita paru-paru. Ternyata benar. Keesokan harinya mulai diadakan penyedotan cairan dari bawah tulang iga.
Penyedotan cairan itu sakitnya tiada terkira..... Setelah proses penyedotan, ia terbaring lemah tak berdaya.... Betapa kasihannya sahabatku tersebut. Setiap hari ia harus berjemur di bawah teriknya matahari demi kesembuhan. Diselingi dengan obat yang tiap hari diminum selama setengah tahun....

Perjuangan sang ibu dan Air mata anak-anak

Kisah Kasih Ibu

Dalam diam, kurenungkan kembali saat-saat seperti dulu.
Di sudut bangku aku terdiam sesenggukkan. Bentakkan keras ibuku mampu mematahkan kerasnya hatiku. Saat itu aku baru berusia 8 tahun. Dimana pada usia itu, anak-anak masih berada dalam kungkungan kasih sayang orang tua dan masih bermain bebas, tertawa ria dengan teman-teman sebayanya. Tapi, justru berbeda dengan masa kecilku. Mungkin ini merupakan refleksi dari kehidupan di desa terpencil, dimana anak-anak kecil harus membantu orang tuanya mencari nafkah.
Bersama dengan ketiga kakak perempuanku dan dikomandoi oleh ibuku, kami mengangkat padi hasil panen kami hari ini. Beratnya satu karung padi 50 kg tidak mampu mengalahkan semangat ibu dan kakak-kakakku. "Hemm... sakit benar rasanya punggung ini",ujar ibuku yang memang sudah mulai renta walaupun baru memasuki umur 30 tahun-an.
Setiap harinya aku mendengar keluhan panjang dari ibuku. aku mengerti akan sulitnya hidup yang dialami kedua orang tuaku. Hidup yang jauh dari cukup, dengan menyekolahkan anak-anak ke tempat yang jauh.
Bukan hal yang mudah bagi seorang ibu yang sangat mengasihi anak-anaknya, melepas begitu saja kepergian orang yang disayangi.....

Sekarang keadaan mulai berbeda. anak-anak ibuku mulai pergi dari rumah karena harus membina rumah tangga sendiri. Tinggalllah kini ibuku yang sudah tu renta bersama ayah dan adikku yang terkecil. Kadang bila teringat beliau...air mata ini jatuh seketika.

Sungguh berat perjuangan seorang ibu.... Inginku cepat selesai dari menuntut ilmu di perguruan tinggi ini. Ingin kubawa orang tuaku menikmati masa tua mereka dengan ketenangna dan kebahagiaan. Ingin kutunjukkan kepada mereka hal-hal yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
Aku ingin......aku ingin....aku ingin mengabulkan apapun yang mereka inginkan. Aku ingin mereka merasakan hal yang sangat menggembirakan dalam kehidupan mereka....

Bantulah aku ya Rabb......

Dapet C+, why not......?

Menyedihkan sekaligus menggelikan... Bagaimana tidak, nilai UAS yang seharusnya dapat nilai A berubah menjadi C+. kejadian ini merupakan kali pertamaku di masa kuliah ini, dan aku tentumya berharap tidak akan terulang lagi. Hari itu hari pertama UAS. Sialnya aku hanya melihat jadwal yang regular tanpa meilhat jadwal mata kuliah pilihan yang aku ambil. Jadilah pukul 08:00 WIB aku berangkat kulaih dengan harapan bisa menyelesaikan soal-soal dengan sangat baik. setelah selesai kuliah pukul 11:00 aku pulang ke asrama yang tak jauh letaknya dari kampus. Akupun ngobrol dan bercanda dengan teman-teman yang ada di asrama dan tidur siang.
Pukul 16:00, Rian, salah seorang temanku yang turut mengambil mata kuliah pilihan denganku. Dia ingin menemuiku dengan bermaksud menanyakan mengapa aku tidak mengikuti UAS gender tadi siang. Dengan sedikit terkejut, aku mendengarnya dari salah seorang temanku yang kebetulan berada di serambi asrama. Tapi, anehnya aku tidak merasa salah.... damapi ada salah seorang temanku mengusulkan bahwa aku harus menghubungi dosenku yang mengajar mata kuliah itu. Dengan separuh bercanda aku mengambil hape yang disodorkan kepadaku...wkwkwkkw
Sungguh aneh, aku menelpon dosenku dan ia mengatakan bahwa aku tidak bisa ikut pengganti ujian pengganti UAS. Dengan bergegas aku ke kampus, dan menemui dosenku. Ternyata semuanya tersenyum melihatku masuk ke ruang dosen dengan terengah-engah.... "gimana kok bisa kayak gitu?"tanya dosenku. Aku jawab aja,"lupa, pak," mau gimana lagi... HAh..... cukup dengan nafas panjang mengingat kebodohanku..... Alhasil cuma bisa memaksimalkan nilai tugas... Oh, My god..... tiap bertemu dengan dosen itu, selalu saja aku diledekin.... Wah, kamu ini harusnya dapat nilai A malah dapat C hahahha..... yah... ini cukup menjadi pelajaran bagi keteledoranku.... jangan-jangan lagi dah....!
Buat teman yang lain.... Jangan sampai kejadian kayak gini yaa.....!

Agresi VS Stres dan Kepribadian

Agresi merupakan permasalahan yang akan terus menerus ada selama manusia masih menghuni dunia ini. Kejadian-kejadian yang menyakitkan dan membuat hati kita iba, tak pelak pula disumbangkan oleh agresi yang paling sering kita sebut dengan kekerasan.

Agresi merupakan tindakan melukai dan menyakiti orang dengan sengaja, baik itu secara verbal maupun fisik. Menurut Berkowtitz (2001), agresi merupakan tindakan yang melukai dengan sengaja oleh orang atau institusi terhadap orang atau institusi lain yang sejatinya disengaja (Feldman, 2008 dalam Sarwono, Meinarno, dkk., 2009). Sebagai contoh yaitu tindakan seorang anak yang menyerang temannya sampai mengalami patah tulang lengan karena anak tersebut menonton acara-acara TV yang berbau agresi, seperti smackdown dan film silat-silatan.

Sebuah penelitian tentang agresi inipun mulai bermunculan, guna mengantisipasi ataupun sekadar ingin mengetahui bagaimana agresi dapat terjadi. Saya akan mengungkapkan tentang sebuah makalah yang berisi ulasan tentang pengaruh tingkat introvertivitas dan frekuensi stres terhadap frekuensi agresi. Penelitian ini dilakukan di Universitas Paramadina dengan mengambil sampel sebanyak 15 orang mahasiswa. Permasalahan ini pantas menjadi sorotan dengan beberapa pertimbangan yang telah dianalisis sebelumnya yaitu kebanyakan mahasiswa sering melakukan tindakan agresi ketika stres, baik itu disengaja ataupun tidak disengaja dan sebagian mahasiswa Paramadina terlihat sering mencela dan memukul temannya ketika sedang bercanda. Dari hal ini dapat diidentifikasi bahwa permasalahan yang diangkat adalah mengenai tingkat stres dan perbedaan kepribadian pada tiap individu.

Analisis regresi untuk mencari perbedaan sumbangan pada dua faktor ini pun dilakukan. Hasilnya sangat signifikan yang menyatakan bahwa tingkat introvertivitas dan tingkat stres sangat mempengaruhi banyaknya tindakan agresi yang dilakukan seseorang. Dari penghitungan sumbangan relatif dan sumbangan efektif pada perilaku agresi ini didapatkan bahwa stres memberikan sumbangan lebih besar pada banyaknya perilaku agresi dibandingkan introvertivitas seseorang.

Adapun sumbangan dari factor lain-lain yang berpengaruh pada frekuensi agresi ini sebesar 23,85%. Sisanya adalah frekuensi stres dan tingkat introvertivitas yang memberikan sumbangan pada perilaku agresi sebesar 76,15%. Ini berarti sumbangan dari frekuensi stres dan tingkat introvertivitas sangat signifikan karena lebih dari 50% dari sumbangan keseluruhan. Menunjukkan bahwa factor lain hanya sedikit yang berpengaruh dalam penelitian ini.

Dari hasil penghitungan mean juga diketahui bahwa mean yang terbesar dalam penelitian ini adalah mean dari frekuensi stres = 15 sedangkan mean dari tingkat introvertivitas = 11.

Perlu adanya aplikasi dari hasil penelitian ini ke kehidupan sehari-hari. Tentunya dengan melihat stres dan tingkat introvertivitas. Kita juga bisa mengambil langkah sebagai antisipasi terhadap terjadinya perilaku agresi ini. Sewaktu kita melihat ada siswa SMP sering melakukan tindakan kekerasan, kita dapat juga menyimpulkan bahwa itu merupakan tindakan yang berasal dari kepribadian ia dan ia memiliki banyak permasalahan menekan ia yang membuat ia stres. Tetapi yang perlu mendapat sorotan lebih dalam pada bagaimana cara kita mengubah skema pemikiran siswa tersebut agar tidak melakukan kekerasan lagi. Selain itu, bila diketahui anak tersebut mengalami banyak permasalahan yang menekan dalam hidupnya kiat bisa mengambil langkah untuk membuat ia bisa mengatasi stres dan mempunyai orientasi yang rasional dalam hidupnya. Orang tua, keluarga, dan guru memiliki tempat yang sangat penting dalam mengambil langkah untuk mengatasi perilaku agresi ini.

Demikian pula diharuskan adanya analisa terhadap peristiwa kekerasan sehingga bisa diambil langkah penanggulangan yang tepat dalam mengatasinya. Penggambaran kekerasan ini bisa dilihat dari cara bicara yang menyiratkan kata-kata kasar dan menyakiti orang lain serta perilaku-perilaku yang mengindikasikan kekerasan seperti memukul, meninju, dan lain-lain.

Untuk membangun generasi yang damai seharusnyalah kita peduli terhadap hal-hal kecil yang memicu timbulnya kekerasan dalam kehidupan kita untuk mewujudkan masyarakat yang aman, adil, dan damai.

Dari makalah Pengaruh Tingkat Introvertivitas dan Frekuensi stres dalam Satu Bulan Terhadap Frekuensi Agresi dalam Satu Bulan pada Mahasiswa Universitas Paramadina


Gender dan Dunia Sosial VS Developmentalism

Permasalahan gender berangkat dari adanya pandangan dan anggapan bahwa kaum perempuan menerima ketidakadilan dari lingkungan sosial. Ada dua konsep penting yang harus dipahami dalam rangka membahas kaum perempuan, yaitu konsep seks dan konsep gender. Seks ialah identitas yang bersifat biologis yang melekat pada perempuan dan laki-laki sebagai pemberian dari Tuhan serta tidak dapat dipertukarkan sedangkan gender ialah identitas yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk oleh lingkungan sosial dan budaya serta peran gender ini bisa dipertukarkan. Perlunya memahami kedua konsep ini karena ada kaitan yang sangat erat antara perbedaan gender (gender differences) dan ketidakadilan gender (gender inaqualities). Selain itu, kaitan antara gender dan ketidakadilan sosial sangat berkaitan erat. Itulah sebabnya muncul analisis gender yang makin bisa mempertajam analisis kritis pada persoalan sosial lainnya. Misalnya analisis kelas yang dikemukakan oleh Karl Marx sebagai kritik terhadap kapitalisme, akan lebih tajam dan dalam jika di dalamnya terdapat analisis gender.
Analisis gender dalam masalah kaum perempuan sering mendapat perlawanan dari pihak laki-laki maupun pihak perempuan sendiri. Dapat diidentifikasi bahwa penyebab perlawanan tersebut antara lain: 1. Adanya sistem dan struktur yang sudah mapan pada posisi kaum perempuan sehingga dengan mempertanyakan posisi perempuan kembali itu akan mengguncangkan sistem yang sudah ada. 2. Adanya kesalahpahaman dan ketidaksepakatan tentang gender. Selain itu, banyak juga yang menganggap bahwa membahas gender berarti membahas hubungan kekuasaan yang sangat pribadi.
A. Perbedaan jenis kelamin melahirkan perbedaan gender
Ketidakadilan gender merupakan sistem dan struktur dimana kaum laki-laki dan perempuan menjadi korban dari sistem tersebut. Adapun manifestasi dari ketidakadilan gender dalam kehidupan adalah sebagai berikut:
1. Marginalisasi, yaitu proses pemiskinan ekonomi pada perempuan, baik di tempat kerja, rumah tangga, kultur, dan negara.
2. Subordinasi, yaitu penomorduaan kaum perempuan dan anggapan tidak penting dalam keputusan politik dengan anggapan bahwa perempuan tidak lebih baik pemikirannya dari laki-laki.
3. Pelabelan (stereotipe) negatif pada perempuan, seperti seorang perempuan yang berhias berarti tujuan mereka untuk menarik perhatian lawan jenisnya maka setiap kejadian yang menimpa perempuan selalu dikaitkan dengan stereotipe yang dimilikinya ini.
4. Kekerasan (violence) pada perempuan baik itu yang bersifat fisik maupun mental psikologis. Beberapa hal yang dikategorikan sebagai kekerasan, diantaranya yaitu pemerkosaan, serangan fisik dalam rumah tangga, penyerangan pada organ alat kelamin perempuan, pelacuran, pornografi, keluarga berencana dan pelecehan seksual yang seringkali merugikan perempuan karena tidak adanya keadilan.
5. Beban kerja berlebih (burden), baik itu pada laki-laki dan perempuan. Sebagai contoh dalam suatu rumah tangga suami dan istri sama-sama bekerja tetapi setelah sampai di rumah, sang istri langsung masak sedangkan suami langsung tidur-tiduran.
Dapat diambil kesimpulan bahwa manifestasi ketidakadilan gender telah mengakar pada keyakinan masing-masing orang.
Dalam bahasan selanjutnya, pembangunan dalam kehidupan bernegara telah terjadi diskursus pada artinya dan itu mengakibatkan ketidakadilan pada kaum perempuan di mata masyarakat pada masa pembangunan. Perempuan pada diskursus pembangunan ini mengalami keterbelakangan. Adapun sketsa dari teori-teori pembangunan yaitu teori evolusi oleh riedrich Hegel, teori fungsionalisme struktural sebagai kritik teori evolusi, teori modernisasi yang dianggap sebagai jalan optimis menuju perubahan, teori sumber daya manusia, teori konflik, teori ketergantungan, teori pembebasan serta teori kekuasaan dan diskursus dalam perubahan social.

B. Arkeologi developmentalis
Developmentalisme yaitu pembangunan yang artinya didiskursuskan untuk mempertahankan kekuasaannya dengan menjalankan kebijaksanaan massa yang mengambang yakni melarang keberadaan semua organisasi massa di tingkat desa. Selain itu dari banyak studi menunjukkan bahwa ideologi dan teori pembangunan dan modernisasi sesungguhnya tidak bertujuan menciptakan dunia lebih baik dan adil secara mendasar.

C. WID (woman in developmentalism) dan Pembangunan (Developmentalism)
WID menjadi diskursus pembangunan dan menjadi pendekatan pemecahan masalah pada perempuan Dunia Ketiga. Tenyata WID ini tidak berjalan sebagaimana mestinya. WID lebih menghasilkan penjinakkan dan pengekangan perempuan Dunia Ketiga. Kritik pertama pada WID muncul di ahun 70-an yang mengkritik bahwa teknologi membebaskan perempuan sehingga perempuan tidak mendapat tempat di tekhnologi lagi. Pada dasarnya WID menghindari upaya emansipasi perempuan dan karena itu, WID diragukan untuk bisa memacu transformasi. Sedangkan tujuan gerakan transformasi gender adalah memperbaiki status perempuan dan memperjuangkan martabat dan kekuatan perempuan. Tranformasi gender menolak integrasi perempuan dalam pembangunan karena pengintegrasian tidak memberikan pilihan suara perempuan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh kaum perempuan.

D. Analisis Gender dan Gerakan Transformasi Perempuan
Perbedaan gender melahirkan peran gender yang selanjutnya perlu penganalisisan antara peran gender yang bermasalah perlu digugat dan yang tidak bermasalah tak pernah digugat. Gender dapat berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan tempatnya.
Dari studi gender menggunakan analisis gender ditemukan beberapa manifestasi dari ketidakadilan gender yaitu marginalisasi (pemiskinan ekonomi) perempuan contohnya revolusi hijau yang hanya ng dibuat oleh kesempatan pada petani laki-laki dan mengesampingkan keberadaan petani perempuan sehingga kaum perempuan mengalami kemiskinan akibat bias gender ini. Kedua, terjadinya subordinasi pada keberadaan perempuan, banyak kebijakan oleh pemerintah yang menganggap perempuan tidak penting seperti pembawaan perempuan yang emosional tidak tepat untuk dijadikan gubernur. Ketiga, pelabelan negatif (stereotipe) terhadap jenis kelamin tertentu sehigga menimbulkan kerugian dan diskriminasi. Contohnya wanita stereotipenya lembut dan rajin sehingga tidak cocok bekerja sebagai kernet bus. Keempat, kekerasan seperti pemerkosaan, pemukulan, dan penciptaan ketergantungan. Laki-laki yang kuat dan perempuan yang lemah, anggapan ini membuat laki-laki seenaknya memukul dan memperkosa perempuan. Kelima, burden (beban yang berlebihan) pada jenis kelamin tertentu karena peran gendernya. Contohnya perempuan yang peran gendernya pada nagian domestik mengharuskan dia melakukan kembali pekerjaan domestiknya walaupun ia telah bekerja dari pagi sampai sore di luar rumah.


E. Paradigma Fungsionalisme dalam Feminisme
Aliran fungsionalisme menyatakan bahwa masyarakat adalah suatu sistem yang terdiri atas bagian dan saling berkaitan dan masing-masing bagian secara terus menerus mencari keseimbangan dan harmoni. Teori ini menolak setiap usaha yang akan mengguncangkan status quo, termasuk hal yang berhubungan dengan laki-laki dan perempuan dalam masyarakat karena teori ini mengacu pada kondisi yang ada adalah normal dan sehat karena itu tidak perlu perubahan. Fungsionalisme berpengaruh pada munculnya feminisme liberal yaitu suatu kritik terhadap teori politik liberal yang dianggap mendiskriminasi kaum perempuan. Kerangka kerja feminisme liberal dalam memperjuangkan persoalan masyarakat tertuju pada kesempatan yang sama dan hak yang sama bagi tiap individu. Menurutnya, keterbelakangan kaum perempuan akibat dari sikap irrasional yang berpegang teguh pada nilai tradisional dan tidak berperannya kaum perempuan dalam pembangunan.

F. Paradigma Konflik dalam Feminisme
Sosiologi konflik percaya bahwa masyarakat memiliki kepentingan dan kekuasaan yang merupakan pusat dari hubungan sosial. Feminisme radikal menyatakan bahwa penyebab penindasan kaum perempuan oleh laki-laki karena anggapan adanya jenis kelamin laki-laki dan ideologi patriarkinya. Revolusi dan perlawanan atas penindasan perempuan bisa dalam bentuk personal perempuan sedangkan kelompok feminisme Marxis menyatakan bahwa penindasan perempuan sebagai realitas obektif dan menolak keyakinan feminisme radikal yang menyatakan biologi sebagai dasar pembeda gender. Selain itu, bagi mereka penindasan perempuan merupakan bagian penindasan kelas dalam hubungan produksi. Feminisme sosialis beranggapan penindasa perempuan bisa melahirkan kesadaran revousi tapi bukan revolusi model perempuan sebagai jenis kelamin. Kritik terhadap asumsi feminisme liberal tentang korelasi positif antara partisipasi dalam produksi dan status perempuan, partisipasi perempuan tidak selalu menaikkan status perempuan.

G. Hegemoni Maskulinitas dan Arah Gerakan Feminisme
Feminisme berawal dari adanya pandangan bahwa kaum perempuan dieksploitasi dan ditindas dan solusinya. Feminisme bukan perjuangan kaum perempuan dihadapan laki-laki tetapi perjuangan dalam rangka transformasi sistem dan struktur yang tidak adil, ke sistem sistem yang lebih adil pada perempuan maupun laki-laki.
H. Anatomi gerakan kaum perempuan
Feminisme mempunyai agenda mengakhiri penindasan kaum perempuan. Ada paham yang mempengaruhi pemikiran perempuan Dunia Ketiga yaitu paham modernisasi yang menganngap perempuan sebagai masalahbagi perkembanagn politik dan ekonomi modern dan memandang industrialisasi merupakan jalan terbaik untuk peningkatan status perempuan. Menurut Engels, revolusi bukan jaminan persamaan laki-laki dan perempuan. Emansipasi perempuan dapat terwujud jika perempuan terlibat dalam produksi dan tidak lagi mengurus rumah tangga, ini sebagai manifestasi dari industrialisasi.

I. Arah gerakan feminisme
Feminisme lahir pada tahun 60-an. Muncul di Amerika sebagai bagian dari kultur radikal termasuk gerakan hak-hak sipil dan kebebsasan seksual. Selanjutnya, feminisme bergerak ke Eropa, Kanada, dan Australia dan kini telah menjadi gerakan global dan mengguncang Dunia Ketiga (Etiopia, Zimbabwe, dll). Tahun 1975 PBB mengumumkan International Decade of Women. Tahun 1979 PBB mengeluarkan resolusi untuk menghentikan bentuk-bentuk diskriminasi terhadap perempuan. kini, banyak negara yang memiliki perundang-undangan anti-diskriminasi yang menguntungkan kaum perempuan dan mulai meningkatnya kaum perempuan yang bersekolah serta tercipta pilihan kontrasepsi yang turut mengangkat kaum perempuan. dari hal itu ada arus perlawanan, baik itu dari perempuan sendiri yang menganggap feminisme adala gagasan barat yang dipaksakan ada dan Developmentalism yang dianggap menjanjikan harapan baru untuk memecahka permasalahan umat di dunia.

J. Tinjauan Struktural terhadap Buruh Perempuan
Analisis kondisional terhadap buruh perempuan sebenarnya menyangkut buruh laki-laki juga, baik yang bersifat jangka panjang dan jangka pendek yang meliputi upah minimum, diskriminasi upah antara laki-laki dan perempuan, keselamatan kerja, dan hak untuk berorganisasi. Sedangkan analisis struktural menekankan pada posisi buruh perempuan dalam keseluruhan struktur formas sosial yang sudah ada. Dari kedua hal ini dipilih analisis overdeterminism yaitu analisi yang berasumsi bahwa sesuatu aspek tidak berdiri sendiri karena secara dialektika saling berpengaruh dan menentukan.

K. Posisi Buruh dalam Struktur Developmentalism
Developmentalism memandang kapitalisme sebagai bentuk ideal dari sistem dan struktur masyarakat yang demokratis. Dalam developmentalism hubungan antarunsur masyarakat proses dalam suatu mekanisme yang saling berkaitan tapi penuh kontradiksi. Ada dua unsur masyarakat yaitu kelas dan non-kelas. Hubungan kelas terlihat pada hubungan buruh, majikan, dan manajer, dimana majikan dan manajer mendapatkan nilai lebih dari hasil keja buruh. Unsur non-kelas, seperti pemerintah, lembaga-lembaga pendidikan, media massa, dll, memiliki keterikatan dan ketergantungan satu sama lain. Unsur non-kelas bergantung pada keberadaan kelas, maka seluruh unsur dalam negara turut berperan dalam keberadaan kelas ini.

L. Menuju perubahan posisi buruh
Posisi buruh terlihat sangat penting tetapi juga sangat kritis. Selanjutnya perjuangan hak asasi merubah kondisi kaum buruh berkenaan dengan batas upah minimum buruh, kondisi fisik dan jaminan kerja sosial. Namun perjuangan ini harus dikaitkan juga degan memberi ruang pada buruh untuk berorganisasi, menghargai mereka sebagai kelompok aktro sejarah, dengan cara melibtakan ke dalam semua keputusan dan negosiasi yang menyangkut nasib mereka.

M. Analisis Gender dan Tafsir Agama
Agama dalam hal ini diharapka memberi solusi dan upaya dalam rangka transformasi sosial termasuk merubah posisi kaum perempuan dalam struktur masyarakat. Di masa sekarang, agama, termasuk Islam, dijadikan sebagai kambing hitam dari kelanggengan ketidakadilan gender di masyarakat. Tapi, marilah kita lihat dulu sejarah masa lalu. Pada zaman pra-Islam, kedudukan perempuan dalam masyarakat sangat rendah dan sangat buruk kondisinya. Dalam Al-Quran juga dinyatakan bahwa kedudukan laki-laki dan perempuan adalah sama di mata Tuhan. Selain itu, peran tafsir keagamaan sangat penting untuk melegitimasi dominasi atas kaum perempuan. Dari hal ini, tafsir, interpretasi terhadap ajaran agama sangat dipengaruhi cara pandang penafsir. Perlu adanya penafsiran kritis mengenai agama sehingga apa yang ditafsirkan benar-benar sesuai dengan agama tersebut tanpa adanya bias ideologi dan kepentingan.


N. Pendekatan Tafsir Agama dengan Perspektif Gender
Setiap agama menjunjung keadilan dalam kehidupan manusia. Untuk bisa menganalisis tentang adil dan tidak adil bisa dilakukan dengan mengetahui tafsir agama sehingga tidak salah dalam menentukan permasalahan keadilan. Dalam menganalisis agama diperlukan juga juga ilmuilmu lain sebagai pisaunya. Demikian juga mengenai ayat tentang perempuan, diperlukan analisis gender dalam mengupasnya. Disini tafsir agama mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam melanggengkan keadilan gender ataupun sebaliknya.

O. Identifikasi Agenda Masalah Agama yang Strategis
1. Subordinasi kaum perempuan
2. Pemahaman yang bias gender meneguhkan subordinasi dan berakibat pada masalah waris dan kesaksian.
3. Segenap ayat yang berhubungan dengan hak produksi dan reproduksi kaum perempuan. agenda hak reproduksi meliputi hak jaminan keselamtan dan kesehatan, hak memilih pasangan, hak untuk menolak dan menerima hubungan seksual.

P. Emansipasi Kaum Perempuan: Refleksi dan Agenda Mendesak
Manifestasi gender pada kaum perempuan
1. Perbedaan dan pembagian gender yang mengakibatkan terjadinya subordinasi perempuan atas laki-laki
2. Perbedaan dan pembagian gender yang mengakibatkan terjadinya marginalisasi
3. Perbedaan dan pembagian gender yang mengakibatkan terjadinya pelabelan atau stereotipe
4. Perbedaan dan pembagian gender yang mengakibatkan perempuan bekerja lebih keras (double-burden)
5. Perbedaan dan pembagian gender yang mengakibatkan terjadinya kekerasan dan penyiksaan
6. Perbedaan dan pembagian gender yang mengakibatkan terjadinya penjinakkan

Agenda untuk mengakhiri sistem yang tidak adil
1. Melawan hegemoni yang merendahkan perempuan dengan cara dekonstruksi ideologi (mempertanyakan kembali ideologi yang ada)
2. Melawan paradigma developmentalism dengan cara berpartisipasi dalam pembangunan
Ketidakadilan gender harus dihentikan
Masalah gender merupakan masalah yang sangat intens akarena melibatkan sisi emosional individu juga. Dalam perkembangannya dibutuhkan orang-orang yang mau dan mampu untuk memperjuangkan ketidakadilan gender ini. Pemecahan masalah gender ini harus dilakukan serempak karena permasalahan gender terdapat di kepala orang masing-masing dan hanya bias ditanggulangi apabila mereka bersatu untuk memperjuangkan gender. Dari sini perlu pemikiran bahwa perempuan harus mampu untuk tidak membatasi dirinya sendiri sehingga keadilan gender bias diperjuangkan.
Agenda mendesak
Feminisme yang memang merupakan gerakan yang memperjuangkan nasib kaum wanita karena dalam kehidupan , kelompok kaum feminis ini menganggap wanita selalu dirugikan. Usaha kaum feminis ini ternyata sangat membuahkan hasil dan terlihat buktinya pada masa global seperti sekarang ini, dimana perempuan saudah bias sejajar dengan laki-laki dalam kebanyakan aspek kehidupan.
Gerakan feminisme di Indonesia
Di Indonesia, isu feminisme terdengar sejak tahun 60-an dan menjadi isu dalam pembangunan pada tahun 70-an yang dibawa oleh sejumlah aktivis LSM. Terbagi menjadi tiga dasawarsa tahapan. Tahap pertama disebut tahapan pelecehan (1975-1985). Tahap kedua (1985-1995) lebih menekankan pada pengenalan dan pemahaman konsep gender dan analisis gender serta mengapa gender menjadi masalah pembangunan. Pada tahap ketiga (1995-sekarang), dua strategi diusulkan yaitu mengintegrasikan gender dalam seluruh kebijakan dan program berbagai organisasi dan lembaga dan strategi advokasi untuk pengkajian terhadap letak akar persoaln ketidakadilan gfender di negara dan masyarakat.



Kritik Terhadap Gender
Menurut saya, konsep gender telah menyalahi aturan. Dimungkinkan ini karena orang-orang Indonesia yang setuju dengan konsep ini tidak menelaah lebih jauh tentang dampak konsep gender sebenarnya. Melihat harapan-harapan penulis di bukunya yang saya review ini sungguh sangat mulia, mengangkat derajat wanita yang dianggap lemah selama ini dalam system social masyarakat. Tapi, bias kita telaah bahwa konsep gender ini bukan merupakan hal yang urgent untuk diterapkan. Selain itu, menurut saya, mengingat banyaknya masalah kemanusiaan yang lebih parah lagi di masa mendatang akibat konsep ini. Ada baiknya konsep gender ini tidak pernah ada di masyarakat dan jangan sampai konsep ini diterapkan dalam segala aspek kehidupan. Dampak negativf yang akan diterima masyarakat bila aspek ini diterapkan yaitu tidak adanya moral bangsa lagi. Nilai-nilai ketimuran pun tidak bisa lihat lagi. Selain itu, tidak adanya larangan pada hak asasi manusia yang bersifat negatif, lalu untuk apa agama diturunkan? Konsep ini akan melahirkan pernikahan sesama jenis, transgender dan transseksual. Dari segi apapun konsep ini tidak perlu dimunculkan. Saya percaya bahwa setiap konsep pasti ada manfaatnya tetapi yang perlu dilihat apa dampak negatifnya dan bagaimana kondisi kehidupan masyarakat bila diterapkan konsep ini?
Coba kita bayangkan, bila kaum homoseksual dan gay sudah mendapat pengakuan adanya jenis kelamin seperti mereka, yang sukses menikah karena mengatasnamakan gender, mendapat kehidupan yang layak seperti selayaknya suami istri? Mereka mendapat hak untuk mengasuh anak, karena menurut undang-undang, apabila dua orang telah menikah dan sah maka mereka berhak mendapatkan hak untuk mengadopsi anak. Bisa kita analisis ke masa depan, bagaimana akhlak generasi penerus bangsa selanjutnya bila dibesarkan oleh gay dan pasangan homoseksual ataupun lesbi. Ironis sekali! Mereka melihat orang tua mereka berasal dari jenis kelamin yang sama. Maka sangat dimungkinan mereka pun akan menuruti apa yang dilakukan oleh orang tua mereka. Modeling yang pertama kali anak lakukan adalah dengan melihat orang tuanya.
Selanjutnya, adanya konsep feminisme sudah cukup mewakilkan adanya pergerakan kaum perempuan di dunia. Konsep gender menuntut adanya kebebasan juga untuk kaum laki-laki, padahal sepanjang sejarah kaum perempuanlah yang sering ditindas dalam kehidupan. Terakhir, semua orang berhak mendapat kesempatan dan keadilan tapi harus dilihat mana proporsi dan bentuk yang sesuai untuk solusi keadilan yang sedang ia permasalahkan.



Saran
Menurut saya, akan lebih baik konsep gender ini masuk di mata kuliah filsafat karena tujuan filsafat mengungkap makna kehidupan dan mempertanyakn hal yang sudah ada untuk mencapai kebenaran. Selain itu, perlu adanya usaha untuk menelaah lebih jauh tentang gender dan dampaknya dalam kehidupan manusia. Jangan hanya mengagungkan kebebasan dan kesetaraan karena kesetaraan tidak akan mungkin bisa tercapai karena sifat manusia yang selalu tidak puas dengan kehidupannya. Yang perlu di perbaharui adalah cara pikir masyarakat, khususnya perempuan agar para perempuan bisa ikut berpartisipasi dalam setiap aspek kehidupan. Selain itu, peran dan nasib perempuan sangat ditentukan oleh perempuan sendiri. Bagaiman ia bersikap dalam menghadapi permasalahan menentukan dimana posisinya.

Daftar Pustaka
Fakih, Mansour. 2006. Analisis Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Manusia dan Arkeologi

Biografi Michel Foucault

Michel Foucault dilahirkan pada tanggal 15 oktober 1926 di Poitiers, Prancis. Awal mula dia diberi nama Paul Foucault tapi ibunya menambahkan nama "Michel" kepadanya, sehingga dia bisa dipanggil "Paul" atau "Michel". Foucault juga dijuluki sebagai 'Putra Altar' di Gereja. Michel Foucault adalah anak kedua dari tiga bersaudara, kegemarannya bersepeda dan juga bermain tenis. Ayah Paul Foucault memang seorang ahli bedah sekaligus seorang professor anatomi di poitiers dan ibunya adalah seorang putri ahli bedah. Ibunya memberi kebebasan pada anak-anaknya untuk memilih atau menentukan sikap sendiri.
Dalam pemikirannya foucault tururt mempersoalkan tentang kebenaran. Ia menganggap kebenaran saling berkaitan dengan kekuasaan.
Michel Foucault mulai mengenyam pendidikan dasar pada tahun 1930 di sekolah Negeri setempat. The Lycee Henri –IV di poiter. Kemudian, orang tuanya memindahkannya di The Jusut Secondary School, College St Stanislas. Pada usia 16 tahun Foucault sudah mulai mengenal filsafat. Ada seorang guru yang bernama Dom Pierot merupakan orang yang memperkenalkan pemikiran-pemikiran Plato, Descartes, Pascal dan Bergson kepadanya. Dia semula tertarik pada filsafat yang lebih terarah pada pembentukan suatu kerangka berfikir yang sistematis seperti Descartes dari pada filsafat yang mempertanyakan hidup maupun persoalan-persoalan hidup maupun personal. Pada tahun 1942, foucault berkenalan dengan Gaston Dez, dia seorang profesor sajarah dan Moreau Reibel, seorang profesor filsafat. Kedua orang inilah yang selanjutnya banyak memperkembangkan minatnya dalam sejarah dan filsafat.
Pada tahun 1943 Michel Foucault lulus sebagai sarjana muda. Ia berselisih paham dengan ayahnya. Karena ayahnya menginginkan Foucault menjadi dokter. Foucault menolak dan berminat untuk melanjutkan kuliah di ENS (Ecole Normale Superieure). Setelah dirinya mampersiapkan dua tahun untuk masuk di ENS, akhirnya dia ikut ujian di ENS akan tetapi kemampuan sudah di keluarkan semaksimal mungkin untuk menjebolkan gawang ENS tetapi tidak lolos juga. Berkat pengaruh orang tuanya yang begitu besar akhirnya dia diterima di Lycee Henry IV, Paris. Foucault tidak mudah putus asa, pada tahun 1946 dia kembali mengikuti ujian ENS dan diterima.
Foucault tidak bisa bergaul dengan teman-teman yang ada di ENS, karena Foucault sendiri sering menentang kesehatannya sendiri, yang kurang baik, dia juga mengalami depresi. Persaingan yang sangat dasyat itu terjadi di sekolah, dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Pada saat itulah Foucault menjadi perhatian, diapun pernah mencoba bunuh diri dikamar, sambil minum pil, dikarenakan oleh depresi. Foucault mencoba lagi dengan menyayat dadanya dengan pisau cukur, dia pun pernah mengejar mahasiswa-mahasiswi dengan pisau di tangan, Akan tetapi usaha itu gagal dilakukan
Musim semi yang di tunggu-tunggu oleh Foucault telah tiba. Pada tahun 1950, dia ikut ujian akhir dan lulus ujian tulisnya. Tapi ujian oralnya tentang 'hipotesis' agak terburuk. Pada tahun 1951, dia akhirnya lulus juga tapi harus geram karena dia terpaksa harus bicara soal seksualitas pada ujian oralnya. Pada tahun itu juga, dia mulai memasuki dunia politik partai komunis perancis, (PCF: Partai Communiste Francais), itupun atas ajakan Louis Althusser. Agustus 1955, Foucault di undang untuk bekerja di jurusan studi Romawi pada universitas Uppsala, Swedia.
Setelah itu Foucault sering di undang ke manca negara, seperti Jerman, Tunisia, Polandia, dan akhirnya sampai ke Amerika. Selain itu juga Foucault banyak terlibat dalam kegiatan politik, dia pun pernah ikut mendirikan GIP (Groupe d'Information sur les prison). Dengan adanya GIP ini Foucault bermaksud mengumpulkan dan menyebarkan tentang informasi penjara. Foucault juga terkenal orang yang suka mabuk, dan tidak lupa dia suka homoseksual, pada waktu di Amerika dia juga kecanduan obat-obatan yang terlarang.
Pada tanggal 2 juni 1984 Foucault mulai merasakan sakit-sakitan, dia pun pernah pingsan di rumah. Kemudian, dia di bawa ke klinik saint-michel, disana kurang lengkap, kemudian ke Salpetriere pada 9 juni. Pada tanggal 24 juni demam Foucault semakin memburuk, dan akhirnya pada pukul 13: 15, tanggal 25 juni 1984, dia meninggal dalam usia 57 tahun. Kemungkinan atau terkaan penyebab kematiannya adalah karena AIDS. Semua teman-temannya hadir, baik dari manca negara maupun seperjuangan Foucault, ketika penguburan pada Tanggal 29 juni. Saat itulah Gilles Deleuze membacakan kata pengantar terakhir, Use of pleasure.
Sepanjang hidupnya sudah banyak buku atau tulisan-tulisan yang telah di karangnya. Beragam judul dan bermacam bentuk tulisan berupa buku atau artikel yang ia hasilkan, semua orang mengakui bahwa Foucault sering menemukan hal-hal yang baru, di bidang keilmuan atau kedokteran.

Manusia dan arkeologi Michel Foucault
Michel Foucault berpendapat bahwa manusia, pengetahuan, dan kebenaran merupakan produksi dari relasi dominasi yang inheren dalam pluralitas relasi kekuasaan. Menurutnya subjek tidak muncul dari kekosongan tapi muncul dari relasi dominasi yang ada disekitarnya. Arkeologi diartikan sebagai ilmu purbakala tentang benda-benda. Arche disini diartikan mencari asal usul tertentu dari suatu hal untuk menunjukkan usaha arkeologis yang menyangkut tujuan, metode, dan bidang penerapan. Menurut Faucoult ada 2 kata yang menunjuk pada pengetahuan (knowledge) yaitu conaissance (disiplin ilmunya seperti biologi, fisika, ekonomi, ddl) dan savoir (menunjuk pada pengetahuan yang mendasari suatu disiplin ilmu tertentu).
Pada abad ini timbul studi tentang periode-periode sejarah pemikiran. Ia menemukan episteme yang menjadi dasar disilin ilmu dan cirinya yang menentukan pada tiap periode. Foucault menyamakan antara episteme dengan system pemikiran, lebih tepatnya yaitu usaha untuk menemukan episteme (system pemikiran) dalam tiap periode sejarah.

Tiga zaman episteme
1. Abad Renaisans
Dijelaskan dengan istilah resemblance yang bias diartikan kemiripan. Pada zaman ini tanda bersifat triganda yang terdiri dari tanda-tanda, isi, dan resemblance. Resemblance merupakan bentuk dari tanda-tanda dan isi dari tanda-tanda.
Resemblance terdiri dari empat bentuk:
• convenientia, menunjukkan kesadaran atas dasar kedekatan tempat berdasar resemblance (dua benda didekatkan dan disejajarkan).
• Aemulatio, resemblance tidak lagi berdasarkan tempat. Pada bentuk ini, objek bisa dihadapkan satu sama lain dengan tidak ada kedekatan tempat.
• Analogy,. Memungkinkan persepsi dan kesadaran memandang benda-benda satu sama dengan yang lain. Dalam bentuk ini terdapat convienientia dan aemulatio. Dimana benda itu bias didekatkan dan disejajarkan. Contohnya mineral dan batu berbeda, tapi bias dikatakan bahwa dibatuan terdapat mineral.
• sympathy-antipathy, memungkinkan kualitas dari benda apapun dapat dihubungkan. Contohnya mendekatkan janur kuning dengan pernikahan yang bias menimbulkan kebahagiaan dan semarak.
Bahasa pada abad ini mirip dengan keberadaan benda-benda. Kata-kata dan benda-benda tidak dapat dipisahkan. Kata-kata ini juga harus digali lebih dalam karena berupa benda-benda juga.
Keempat resemblance ini menjaga identitas benda dan mengikat antar benda. Dari adanya resemblance ini dapat disimpulkan bahwa yang ada di dunia ini saling berhubungan dan punya kemiripan satu sama lain.

2. Abad klasik (abad ke 16)
Episteme pada abad klasik dijelaskan dengan istilah representasi yaitu penghadiran/pembayangan. Pada abad ini benda bersifat dwiganda yaitu yang menandai dan ditandai. Tanda dan benda terlepas satu sama lain. Tanda didefinisikan menurut tiga variable yaitu kepastian hubungan, tipe hubungan, dan asal mula hubungan. Dalam abad ini dunia tidak lagi dilihat sebagai kesatuan yang terdiferensiasikan antara kata-kata dan benda-benda, melainkan sebagi sustu totalitas dari apa yag direpresentasikan.
Bahasa telah kehilangan bentuk aslinya. Bahasa lebih dilihat sebagai fungsinya untuk mengungkapkan pikiran. Disini bahasa lebih merupakan system verbal untuk mengungkapkan tentang benda. Ciri pemikiran abad klasik yaitu membedakan benda, membuat table benda berdasarkan identitas dan perbedaan melalui tanda.

3. Abad modern (abad ke-19)
Pada abad ini terjadi diskontinyuitas pada episteme. Episteme pada abad ini dijelaskan dengan signifikansi atau pemaknaan. System tanda pada abad ini bersifat menyatu antara yang menandai dan yang ditandai dalam kaitannnya dengan pemaknaan benda-benda itu sendiri. Tidak terlihat lagi hubungan analogis dengan benda-benda.
Bahasa menjadi pengetahuan dan bahasa tidak menjadi satu lagi dengan pengetahuan. System pemikirannya adalah dengan pemberian makna yang memungkinkan berkaitan dengan sejarah. Foucault memandang sejarah sebagai unsur yang tidak dapat dihindari dari dalam pemikrian abad modern dan bukan merupakan sederetan kejadian secara kronologis.
Pengetahuan pada zaman ini memungkinkan benda mempunyai sejarahnya sendiri-sendiri. Pengetahuan yang berkaitan dengan sejarah memungkinkan pengelompokkan serta pemisahan benda-benda berdasarkan struktur organis dan hokum-hukum internalnya. Bidang-bidang empiris (bahasa, makhluk hidup, dan pekerjaan) pada abad ini menjadi obyek penyelidikan ilmu pengetahuan empiris modern, yakni filologi, biologi dan ekonomi, yang ketiganya berkaitan dengan sejarah.

3. Tempat Manusia dalam Episteme MasingMasing Abad
Abad ke-19 ( abad modern ) sekarang di kenakan pada bidang empiris yang khusus yakni manusia.
a. Abad Renaisans
Manusia sudah menjadi objek pengetahuan, manusia sebagai wujud belum ditemukan. Sistem pemikiran abad renaisans yang setaraf dengan objek pengetahuan. Manusia merupakan ada di dunia ini, sama dengan benda-benda lainnya. Sebagaimana episteme abad renaisans dijelaskan dengan resemblance, manusia masih berada dalam kesatuan asli dengan benda-benda resemblance itu. Ia menjadi titik tumpu bagi keseimbangan diantara kemiripan-kemiripan. Ia menjadi pusat dari semua hubungan kesamaan dari satu benda ke benda lain.

b. Abad Klasik
Manusia di lihat sebagai ada-an yang terpisah dari kesatuan aslinya. Ia adalah ada-an yang terbayangkan dalam persepsi atau pikiran. Pembayangan itu melukiskan ada yang sebenarnya.
Pada pemikiran adab klasik ini, manusia dan benda-benda tidak bersama lagi. Ia justru menjadi titik hubungan keadaan yang asli dengan hasil representasi akan dirinya. Manusia ini tidak lain dimungkinkan oleh ciri episteme yang dijelaskan dengan resemblance, melainkan dengan representasi.
Dengan ciri pemikiran semacam ini, figure manusia sebagai manusia belum tampak. Manusia belum dianggap sebagai mahkluk yang mempunyai ciri keberadaanya sendiri, mahkluk yang menentukan perkembangannya sendiri. Manusia belum ada sebagai realitas utama dengan kepadatannya.

c. Abad Modern
Manusia mempunyai struktur organisnya sendiri yang dikuasai oleh hukum-hukum internal. Sebagai objek yang di ketahui, manusia dilihat sebagai mahluk yang berbicara, hidup, dan bekerja, sekaligus yang ditentukan menurut dalam hukum-hukum produksi. Eksistensinya menemui pembatasan dalam hukum-hukum tersebut. Pembatasan itu memungkinkan manusia kembali pada dirinya sendiri, lebih dari mahkluk yang diartikan menurut fungsi-fungsi bahasa, biologis, dan pekerjaan. Keterbatasannya menjadi dasar bagi eksistensi empiris ini dan ketidakmungkinan untuk mengebawahkan isi empiris dalam pengetahuan absolute. Manusia mempunyai ciri keberadaan yang mencakup jarak dari bagian dirinya yang di tangkap dengan tindakan pikiran, yang terbentang dari tangkapan murni dirinya ke kepadatan pengalaman apa yang tidak dapat dipikirkan di luar cogito (saya berpikir).
Unsur khas setiap tindakan mengetahui adalah historisitas. Dalam pengetahuan ditunjukan historisitas karena pengetahuan terjadi dalam tradisi. Historisitas ini memungkinkan keharusan akan adanya asal mula bagi manusia. Asal mula bagi manusia merupakan suatu cara dimana manuisa mengartikulasi dirinya. Artikulasi diri manusia terjadi dalam peristiwa, bahasa, hidup, dan pekerjaan yang sudaha da sebagai kondisi-kondisi yang memungkinkan tampilnya manusia baik sebagai subjek yang mengetahui maupun sebagai objek pengetahuan. Manusia berbicara tentang ciri keberadaan manusia yang mendua sebagai subjek-objek pengetahuan untuk mendapatkan dasar filosofis bagi ilmu-ilmu itu. Manusia berfungsi sebagai dasara dari refleksi ilmu-ilmu manusia, sekaligus termauk dalam unsur-unsur benda-benda empiris.


4. Manusia dalam Ilmu-ilmu Manusia
a. Ilmu-ilmu Manusia
Yang membedakan ilmu-ilmu manusia dengan ilmu empiris lainnya adalah objek penyelidikan, yaitu manusia. Dalam hal ini, manusia dilihat sebagai objek pengetahuan sekaligus sebagai subjek yang mengetahui, yang menduduki tempat yang sama dengan objek pengetahuan. Kedudukan manusia diletakkan sebagai subjek-objek pengetahuan.
Foucault menggolongkan ilmu-ilmu manusia menjadi, psikologi, sosiologi dan studi kesusasteraan serta mitos. Ilmu-ilmu manusia yang melihat manusia sebagai makhluk yang berbicara, makhluk hidup, dan makhluk yang telah berproduksi. Manusia memiliki ciri keberadaan yang luas, yang melebihi dari fungsi bahasa, fungsi biologis, serta fungsi pekerjaan yang dimiliki oleh filologi, biologi dan ekonomi. Ciri keberadaannya yaitu, berperan sebagai apriori historik, dasar self evident bagi pemikiran kita dan sebagai entitas empiris.
Ilmu-ilmu manusia menetapkan bidang epistemologis, yaitu bidang dari apa yang diketahui tentang manusia dengan model-model analitik yang dipinjam dari filologi, biologi, dan ekonomi, yakni makna sistem-tanda, fungsi-norma, dan konflik-aturan. Konsep dari makna sistem-tanda adalah tingkah laku manusia tampak sebagai suatu usaha untuk mengatakan sesuatu. Gerak-gerik, kegagalannya mempunyai makna. Segala sesuatu yang ia bentuk lewat objek-objek, upacara-upacara, kebiasaan dan penalaran merupakan suatu sistem tanda. Konsep dari fungsi-norma adalah manusia tampak sebagai makhluk yang mempunyai fungsi atau kondisi eksistensi dan kemungkinan untuk menemukan norma-norma yang dengannya manusia melaksanakan fungsi-fungsinya. Pengertian dari konflik-aturan adalah manusia tampak sebagai makhluk hidup yang tampak mempunyai kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan dan keinginan itu memasukkan manusia ke dalam situasi konflik dengan manusia lain. Dalam situasi ini, ia akan menentukan aturan-aturan baik sebagai pembatasan konflik maupun sebagai akibat dari konflik.
Melalui model analitik seperti itu, psikologi merupakan studi tentang manusia dari sudut fungsi-norma yang dapat diinterpretasi atas dasar model-model lain. Demikian pula sosiologi dan studi kesusasteraan dan mitos merupakan studi tentang manusia dari sudut konflik aturan dan makna sistem tanda, yang dapat diinterpretasi atas dasar model-model lainnya.
Pembagian ilmu-ilmu manusia diatas membawa kesulitan sehubungan dengan konsep ilmu-ilmu manusia itu sendiri, tipe rasionalitas yang ada padanya, dan dengan ilmu manusia yang berusaha membentuk dirinya sebagai pengetahuan. Dapat digambarkan bidang epistemologis ilmu-ilmu manusia berdasarkan pembalikan titik pandang dari sistem tanda, norma dan aturan yang menentukan makna, fungsi dan konflik. Yang dalam kaitannya dengan kesadaran.

b. Ilmu-ilmu Tandingan
Yang dimaksud Foucault dengan ilmu-ilmu tandingan adalah ilmu-ilmu yang menyangkut manusia tetapi tidak berbicara tentang manusia sebagai objek penyelidikan yang memungkinkan bidang epistemology ilmu-ilmu manusia. Mereka adalah psikoanalisis, etnologi, dan linguistik.
Psikoanalisa mengadakan penyelidikan langsung menuju ketidaksadaran pada apa yang ada secara tersembunyi, pada apa yang ada dalam kerasnya suatu benda, atau kepadatan teks yang tertutup pada dirinya. Dalam daerah ketidaksadaran ini, konsep kematian,keinginan dan hokum memacu pada kondisi kemungkinan pengetahuan tentang manusia. Psikoanalisis menentukan kedudukannya dalam dimensi ketidaksadaran dan dalam hubungannya dengan ilmu-ilmu manusia.
Etnologi menentukan objeknya dalam proses tidak sadar yang mencirikan system kebudayaan tertentu. Etnologi menghindari penalaran kronologis dan mencoba merefleksikan kebudayaan pada dirinya sendiri.
Linguistik yaitu mempelajari tentang bahasa. Objeknya adalah bahasa manusia,manusia sebagai konsep operasional tidaklah memainkan peranan. Bahasa dilihat sebagai suatu sistem pada dirinya sendiri. Karena bahasa dilihat sebagai suatu sistem, seperti psikoanalisa dan etnologi, tetapi linguistik tidak berbicara tentang manusia. Linguistik lebih menekankansuatu prinsip penggalian dimana dari kedalaman bahasa benda-benda itu menjadi unsur-unsur dari suatu sistem.
Menurut Foucault, sistem tidak sadar karena sistem mendahulukan makna lantaran makna terletak dalam sistem-sistem yang menjadikan suatu makna efektif. Dengan demikian konsep fungsi menunjukkan bagaimana struktur organis dari hidup dapat diinterpretasi kembali kendati struktur organis itu sifatnya tidak sadar dan konsep norma yang menunjukkan fungsi efektif. Konsep konflik menunjukkan bagaimana kebutuhan, keinginan, dan kepentingan kendati tidak hadir pada kesadaran dapat mengambil bentuk yang dapat direpresentasikan. Sedangkan konsep aturan ialah menunjukkan bagaimana kekerasan dari dari konflik, ketidakterbatasan keinginan pada dasarnya sudah diatur oleh apa yang dipikirkan. Konsep-konsep ini menggambarkan cara dimana bidang empiris manusia dalam keterbatasannya dapat direpresentasikan, akan tetapi dalam bentuk yang tidak hadir pada kesadaran. Dengan demikian ilmu-ilmu manusia berbicara tentang manusia, tetapi dalam unsur-unsur yang direpresentasikan, akan tetapi berdasarkan.
Lewat model-model analitik dipinjam dari ketiga ilmu pengetahuan dari abad modern itu yang bisa dilihat bentuk dan ciri-ciri ilmu manusia. Kini tampak jelas bahwa baik psikoanalisis, etnologi, maupun lingusti tidak bicara tentang manusia.

Mind.... Sebuah awal dari kehidupan sosial manusia

Mind? apa yah....
Dari yang saya tahu, mind itu merupakan proses mental yang dengan itu kita bisa menciptakan dunia sesuai dengan yang kita mau.

Mind berhubungan dengan pemahaman otak terhadap informasi yang didapat dari lingkungan. penalran yang kita lakukan dalam kehidupan kita tidak bisa terlepas dari apa yang disebut dengan pikiran. Bagaimana kita bisa berpikir dengan bijaksana jika kita tidak berpengetahuan tentang apapun ataupun pengetahuan kita sangat sedikit. inuilah yang disebut orang FANATIK 'sempit'.
Setiap orang berbeda-beda dalam mempersepsi sesuatu. Belum tentu benar bagi kita juga benar bagi orang lain.
Kata dosen saya,"cobalah untuk menjadi orang itu, ketika kita merasa tidak sependapat dengan apa yang dikemukakannya." Bagi saya itu sangat bijaksana.... Jangan pernah taku mencoba hal-hal baru (tentunya yang positif ya...!) dan hal-hal yang membuat kita takut ataupun merasa malu... Tidak ada kata malu untuk melakukan kebaikan.