Kamis, 01 Maret 2012

Optimis yang Realistis

Kali ini saya masih bicara tentang skripsweet, yang sedang saya jalani saat ini. Malam ini mulai timbul kebosanan untuk mengotak-atik kuesioner yang 5 hari lalu saya ambil dari salah sekolah menengah terfavorit di Jakarta Selatan. kenapa saya bosan setelah sekian lama saya masih bersemangat walau badai katrina dan angin topan beliung menerpa *Lebay! Ya, memang begitu adanya.... Dari keadaan yang tidak menentu malam jadi siang dan siang tetap siang (seperti yang sudah saya tulis di blog yang lalu) sampai sekarang sudah seminar dan mengambil data pilot *sebagai informasi: data pilot itu adalah data yang diambil untuk mengetahui alat ukur yang kita buat valid dan reliabel aatau tidak. Sesudah Seminar tanggal 13 Februari lalu saya mulai ditimpa kegamangan walaupun saya masih bersemangat dan yakin seyaqin-yaqinnya bahwa saya bisa lulus April!!! Ngoyo banget ya. Ya, memang begitulah saya. Belum bisa terima omongan orang yang 'realistis' sebelum saya mengalami sendiri wkwkkwwk :D

Nah, untuk ke-Ngoyo-an saya ini sudah sering dikomentari oleh beberapa teman yang 'realistis' dan dosen pembimbing saya pun bilang bahwa saya ini hihhi... ternyata TIDAK REALISTIS!. Awalnya saya tidak mau terima *Lah wong saya orangnya gak percayaan, saya cuma percaya sama Allah hehe. Saya OPTIMIS sejadi-jadinya!!! tiap hari yang saya pikirkan bagaimana saya bisa mempercepat masa studi saya karena saya tidak mau mengulur-ulur waktu. Sampai-sampai Dosen Pembimbing saya yang baik hati itu terkena dampak koleris saya hehe... Saya minta Dosen pembimbing saya menyediakan waktu diskusi kapanpun saya mau *Maksa!

Setelah kekalutan saya yang akhirnya memaksa dosen saya tersebut saya mulai legaaa hehehe *maaf ya buuuu :*. Saya mulai cari cara dan berpikir sambil mantengin laptop yang terus ada di depan saya walaupun kadang juga maen game alih-alih ngilangin stres. Setelah fixed alat ukur yang saya buat, saya merasakan ada angin segaar dan saya semakin optimis membuktikan bahwa saya bisa wisuda bulan April ini. Tibalah hari senin saya ambil data pilot ke salah satu SMP tujuan saya di Jakarta. Hari pertama saya mau datang ternyata teman saya yang tadinya mau mengantar saya tiba-tiba ketiduran, entah sengaja entah nggak yang penting positive thinking yaaa. Teman saya ini, sebut saja namanya Abang, bilang kalau di daerah dia sedang hujan lenbat-lebatnya. Saya lihat jam. Sudah jam 11.00am. Saya telpon berkali-kali tapi tidak diangkat. Saya sms juga tidak dibalas. Akhirnya saya putuskan untuk membuka baju RAPIH saya :P. Saya ikhlaskan waktu saya yang terbuang untuk hari itu. Besoknya saya tekadkan untuk pergi sendiri ke SMP tersebut. Harus dapat data pokoknya!!!

Tibalah hari itu, saya sudah siap pagi-pagi dan sekarang saya pergi dengan teman yang berbeda. Teman yang baik hati bersedia mengantar saya ke SMP di seluruh Jakarta waktu saya survey sekolah bulan lalu.
Sesampai di SMP tersebut, (saya sudah berdoa dalam hati, sebelum subuh saya sudah solat tahajud hehe) saya mulai H2C (harap-harap cemas). Saya masuk ke ruang kepala TU sekolah tersebut. Ternyata tanpa disanga-sangka Bapak ketua TU itu bilang bahwa saya tidak bisa mengambil data hari ini *sumpah saat itu juga saya pengen nangis, Lebay! Untung ada temen waktu itu, Alhamdulillah dengan melihat senyumnya saja saya bisa tenang. Satu poin yang saya dapatkan:

Saya MULAI SADAR bahwa benar saya PERLU BERPIKIR REALISTIS dengan kemungkinan-kemungkinan buruk yang terjadi.

Well, walaupun saya terpukul * ciee :P dengan kejadian itu yang jelas saya belajar untuk realistis dengan kondisi sekarang ini. Tidak lah mudah menyesuaikan jadwal dengan jadwal sekolah yang saya inginkan itu. , yang notabene memang Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di Jakarta.

Ternyata keOPTIMISan saya tidaklah realistis. Saya harus membuat semua hal realistis ketika dikerjakan serta  SAYA SADAR BAHWA SAYA TIDAK BISA WISUDA APRIL!!!

Dan satu hal.... setelah kejadian penolakan pengambilan data di hari itu saya langsung menelpon orang yang melahirkan saya ke dunia ini. Saya meminta maaf bahwa  saya tidak bisa mengabulkan perkataan saya dahulu. Sebenarnya beliau biasa saja dan tetap mendukung saya. Hanya saja saya berpikir saya ingin cepat lulus, tentunya untuk membahagiakan beliau :). Amin. Walaupun tidak bisa terealisasi secepatnya dan mungkin mundur 2 bulan.

Kejadian ini membuat saya kembali bercermin:

Di lain pihak, Allah bisa menghancurkan semua harta benda sampai trilyunan rupiah dalam waktu 2 jam *refleksi kejadian tsunami* dan saya percaya bahwa Allah juga bisa memberikan semua harta benda dalam sekejap

Di lain pihak lagi, Bahwa seseorang harus berpikir realistis untuk mencapai hasil yang diinginkan, seperti yang  sedang terjadi sekarang.

Yang terpenting dari semua hal adalah IKHLAS. Ikhlas ketika usaha kita ternyata jauh dari harapan. Ikhlas ketika orang-orang yang ada di sekitar kita tidak memandang positif apa yang kita lakukan.

Tetapi yakinlah bahwa apa yang terjadi dalam kehidupan, entah baik atau buruk, itulah hal yang terbaik untuk kehidupan kita ! Tentunya dengan usaha yang Grenkkk dulu loh :D